SELAMAT DATANG DI MAJALAH KREATIFITAS DAN BERKARYA SMK PGRI SAMPIT

Jumat, 27 Juli 2012

Kedelai Langka, Presiden Dorong Revitalisasi Bulog

JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mendorong revitalisasi Badan Urusan Logistik (Bulog) terkait melonjaknya harga kedelai dari sekitar Rp 5.500 per kilogram menjadi Rp 7.750 per kilogram. Kepala Negara meminta pemerintah mengembalikan fungsi Bulog seperti tujuan awal pendiriannya, yakni stabilisasi harga.
"Bulog harus menjaga stabilitasi harga komoditas, termasuk beras, kedelai, jagung," kata Presiden ketika membuka Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (26/7/2012).
Selain revitalisasi Bulog, Presiden mengatakan, pemerintah terus mematangkan solusi jangka pendek, menengah, dan panjang untuk mengatasi kelangkaan tahu dan tempe di pasaran. Di antara solusi tersebut, Kepala Negara menyebut upaya peningkatan produktivitas kedelai.
Peningkatan produksi dipandang penting. Setiap tahun, Indonesia mengonsumsi sekitar 2,2 juta ton kedelai, sementara produksi dalam negeri hanya 800.00-850.000 ton kedelai. Pada masa mendatang, jumlah konsumsi kedelai di Indonesia diperkirakan meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk.
Rendahnya produksi kedelai dalam negeri disebabkan, antara lain, petani memilih menanam komoditas yang memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi, seperti padi. Kepala Negara dapat memahami langkah petani yang lebih memilih menanam tanaman yang bernilai ekonomis lebih tinggi tersebut.
Sebelumnya, terkait kelangkaan kedelai, Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, pemerintah akan memfasilitasi impor kedelai dan membebaskan bea masuk sebesar 5 persen. Saat ini, perajin tahu dan tempe masih melakukan mogok produksi sebagai bentuk penyampaian aspirasi terkait melambungnya harga kedelai di pasaran.
Perajin tahu dan tempe berharap pemerintah mengetahui bahwa selama ini usaha mereka berjalan kembang kempis dengan hasil yang tidak sebanding dengan usaha yang dilakukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar